JAKARTA – Erupsi berkali-kali terjadi pada Gunung Anak Krakatau sejak hari Snin (26/11/2023) hingga hari ini, Rabu (29/11/2023). Letusan ini menghasilkan kolom abu dengan ketinggian rata-rata mencapai 1000 meter di atas permukaan air laut.
Sejak terjadinya erupsi pada Gunung Anak Krakatau aktivitas warga dibatasi dalam radius lima kilometer dari kawah aktif. Namun apakah ada dampak ke Lampung (Pulau Sumatera) dan Pulau Jawa, karena letaknya yang berada di perairan Selat Sunda?
Ketua tim kerja gunungapi PVMBG Ahmad Basuki mengatakan, dampak yang perlu diwaspadai ke Jawa dan Lampung adalah abu vulkanik yang terbawa angin. Sedangkan lontaran material pijarnya hanya jatuh di sekitaran Pulau Anak Krakatau.
“Abu vulkaniknya saja, sedangkan lontaran material pijar hanya jatuh di sekitar Pulau Anak Krakatau,” ujar Ahmad kepada Rupol, Rabu (29/11/2023).
Dia menjelaskan bahwa gelombang laut terkait erupsi pada Gunung Anak Krakatau hingga saat ini masih terpantau aman. Namun, dijelaskan Ahmad bahwa, BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di sekitar Krakatau.
“Gelombang yang terkait erupsi terpantau aman. Namun BMKG mengeluarkan warning gelombang tinggi kalau nggak salah diperairan sekitar Krakatau itu karena faktor cuaca saja,” tuturnya.(***)