JAKARTA – Di zaman globalisasi dan digitalisasi saat ini, tentu sangat memudahkan bagi semua orang dalam melakukan berbagai kegiatan. Salah satunya untuk melukis ataupun menggambar, kini sudah bisa menggunakan alat-alat yang cukup canggih dan praktis. Banyak para pelukis yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menghasilkan karya yang lebih baik.
Pasar Baru. Bagi anda yang pernah berkunjung ke ibu kota tentu mengenal nama Pasar Baru, yang merupakan sebuah nama jalan yang ada di sudut kota Jakarta. Di sepanjang Jalan Pasar Baru ini, kita dapat melihat sejumlah bangunan kuno peninggalan jaman Hindia Belanda.
Namun, kalau lebih jeli dan perhatikan lagi, ternyata di sebuah sudut jalan kita akan melihat deretan kios kios, yang memajang beragam hasil karya lukisan para pelukis.
Deretan kios kios lukisan, yang berada di depan Gedung Kesenian Jakarta ini, seolah kian menguatkan citra tempat ini sebagai ajang berkumpul dan berkreasinya para seniman dan pelukis Jakarta. Ya mereka dulunya adalah pelukis-pelukis jalanan yang sering dijumpai di sepanjang Jalan Pasar Baru, pada era tahun 80-an.
Dari sekian banyak pelukis yang berkarya di tempat ini, tersebutlah sebuah nama yaitu Mas Wito. Seorang pelukis yang juga sebagai salah satu anggota dari Kelompok Pelukis dan Penulis Indah (KPPI). Kepada kami, Mas Wito dengan gamblang menjelaskan perihal berdirinya deretan kios kios para pelukis ini.
Sejak berdiri dari tahun 90-an hingga sekarang jumlah kios yang ada di lokasi ini sebanyak 29 kios dengan jumlah pelukis sebanyak 60 orang.
Bagi Mas Wito sendiri, terjun menjadi seorang pelukis sudah sejak lama. Bakat melukis yang dimilikinya itu adalah panggilan jiwa, sejak kecil ia sudah gemar menggambar atau melukis. Bahkan ketika duduk di bangku SD pun ia sering menjuarai berbagai kegiatan lomba melukis.
Berkat keahlian dan ketekunannya, Mas Wito seringkali mendapat pesanan lukisan dari berbagai kalangan. Mulai dari orang biasa, tokoh politik, hingga tokoh tokoh nasional. Bahkan hasil karya lukisannya seringkali diikutsertakan dalam berbagai pameran lukisan bersama dengan para pelukis terkenal baik di tingkat nasional maupun internasional.
Selama 21 tahun berjuang hidup menjadi pelukis, Mas Wito terus mendapat dukungan dari orang tua, keluarga dan para sahabat, sehingga ia tetap eksis dan bersinar hingga saat ini. Hasil jerih payahnya bekerja sebagai pelukis memberikan berkah bagi keluarganya.
Berkah itu adalah, ” Mas Wito berhasil mensekolahkan putra dan putrinya hingga ke jenjang perguruan tinggi, ungkap Mas Wito.”
Berpuluh tahun melakoni profesi sebagai pelukis, tentu banyak pengalaman suka cita dan duka, yang dirasakan oleh Mas Wito.
Di era zaman yang semakin maju pesat ini, tercetus banyak harapan bagi Mas Wito. “ Satu harapan yang sangat diidam-idamkan adalah, terjalinnya rasa kebersamaan dan kekeluargaan diantara sesama pelukis sehingga mereka tetap eksis dan terus berkarya demi kemajuan bangsa ini, ungkap Mas Wito.(Zul)