JAKARTA – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengambil sikap yang cukup kontroversial bagi ASN yang memiliki kinerja tak baik. Dia mengatakan akan memindahkan ASN yang memiliki kinerja buruk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Meski ini hanya guyonana atau candaan, tapi ini cukup tidak edukatif. Hal ini kemudian dikomentari pengamat politik dari Citra institute Efriza.
Dia mengatakan, komentar yang dilontarkan Heru Budi tak memiliki nilai edukatif bagi bawahannya (ASN) di lingkunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
“Andai itu becanda, tak semestinya diungkapkan, sebab ini tentang nilai pembangunan dari IKN, yang merupakan realisasi akan pemindahan ibu kota ke depannya,” ungkap Efriza.
Dia menjelaskan, adanya komentar itu justru menghasilkan blunder, memicu polemik di masyarakat, deskripsi perbandingan pun hadir dari pemaknaan kelakarnya Heru Budi Hartono, seperti: pertama, bahwa Heru Budi Hartono tidak mendukung Pemindahan IKN melalui Kelakarnya. Kedua, disebutk Efriza, IKN hanya proyek hukuman bagi ASN yang dalam bekerja dinilai tak optimal, bahkan buruk.
“Ketiga, komentarnya tak langsungg sedang menyampaikan program IKN sama buruknya dengan kinerja ASN yang berkategori negatif. Keempat, Heru Budi Hartono juga tak langsung menilai program besar Jokowi bukan sebuah harapan baru, tapi sebuah gambaran kinerja buruk dari Jokowi sebagai presiden,” ujar Efriza.
“Kelima, akan menciptakan persepsi di pegawainya bahwa IKN bukan harapan baru, tapi proyek besar hukuman bagi ASN,” tambahnya.
Efriza mengatakan, sebagai eksekutif daerah, yang sebelumnya adalah kepala sekretariat kepresidenan yang berinteraksi dengan program-program pemerintah, semestinya Heru Budi dapat lebih menghargai program dari Pemerintah Pusat utamanya yang digagas oleh Presiden Jokowi. Komentar-komentar kelakar, sebaiknya tak perlu menyangkut program kerja pemerintahan.