JAKARTA – Elektabilitas setiap calon presiden (capres) bisa naik dan turun. Bahkan dalam debat capres perdana, elektabilitas para capres ini pun ada yang naik dan turun drastis karena jawaban yang mereka berikan.
Apalagi saling serang dalam debat capres itu sendiri cukup terlihat sengit pada beberapa isu efektif. Efriza, pengamat politik dari Citra Institute mengatakan, salah satunya adalah isu pelanggaran HAM terhadap kasus Kanjuruhan, KM 50.
“Ini efektif akan mendapatkan respons positif dari masyarakat kepada Anies, meski hanya kalangan kecil saja dalam kasus KM 50, kecuali kasus Kanjuruhan itu menarik simpatik masyarakat luas,” kata Efriza kepada Rupol.co, Kamis (14/12/2023).
“Sedangkan dalam kasus HAM terkait kasus Prabowo di tahun 1998 yang diungkapkan oleh Ganjar, efektif hanya saja untuk kasus ini pro-kontra, sebab Ganjar juga partainya Pemerintah. Jokowi juga dari PDIP sempat ingin menuntaskan kasus ini, tetapi tak berhasil, malah diendapkan,” tambahnya.
Namun Efriza mengatakan, terhadap UU KKR amat efektif dinilai oleh publik, utamanya bagi pejuang HAM. Dia menyebutkan, poin serangan Ganjar paling efektif, adalah membuktikan bahwa Anies tak menolak IKN, hanya ingin Proyek IKN dibahas dari dua sisi masyarakat dan untuk Daerah Khusus Jakartanya.
Sehingga Efriza menjelaskan bahwa, wajar Anies terlihat intonasinya meninggi jika diposisi oposisi artinya menolak IKN. Sedangkan Prabowo, menunjukkan meski ia dalam posisi bermain bertahan, zona nyaman.
“Namun ia bisa meramaikan narasi bahwa Anies dalam masalah polusi udara, tidak benar-benar bisa menyelesaikan masalah. Sedangkan dalam kasus kepada Ganjar, ia bisa membuat Ganjar mengakui KEK, Hilirasasi Industri, mengupayajan investasi berkelanjutan, ini tentu menunjukkan Ganjar sepakat namun lebih mencoba menguatkan kembali dasar-dasarnya,” ungkapnya.
Efriza mengatakan, pada kasus korupsi, semua terlihat senada ingin negeri ini bebas dari korupsi. Dia menjelaskan, ketiganya mengedepankan UU Perampasan Aset, dan pemiskinan koruptor.
“Dalam hal partai politik, mereka bertiga sama-sama narasinya standar, hal umum dikemukakan sudah lama mengemuka perdebatan tentang polemik untuk pembiayaan lebih besar untuk partai diberikan oleh pemerintah, ini menunjukkan ketiganya belum ada agenda mereformasi partai politik, agar wajah partai politik tidak buruk lagi bagi masyarakat,” tuturnya.(***)
aspernatur animi eius consequatur quia vel vitae voluptas. accusamus sed et fugit quasi accusantium voluptas itaque a ea maxime sint distinctio laudantium iusto dignissimos. ut explicabo aut nihil. voluptas blanditiis ea eos numquam.
beatae et cupiditate et et aspernatur qui nihil. expedita delectus et maxime dignissimos repellendus non quia beatae voluptas nisi. sunt consequatur sunt perspiciatis qui doloremque voluptates corporis eius architecto eos atque fugiat mollitia ut.
vel cumque aut atque omnis animi illo quibusdam dolores cum molestiae voluptatibus et. sit culpa voluptatem vel explicabo praesentium dolorem sapiente voluptates ab reiciendis aspernatur qui placeat amet autem soluta rem deserunt consequatur. commodi quis sit quis repudiandae minus facilis ea.
consequatur dolore temporibus aspernatur aut animi id odio similique et est nihil. dicta est fugiat excepturi dolor voluptates recusandae rerum sunt deleniti rerum dicta velit. deserunt voluptatem omnis tempora dolor laborum rerum sit dolor quis in corrupti non. aut voluptatibus nostrum aut asperiores debitis possimus autem rerum repellendus nobis quas sed voluptatibus id qui delectus repudiandae odio qui aspernatur. eveniet saepe et est placeat voluptate ea ipsum est illo et officiis assumenda nostrum rerum temporibus.
quaerat dolore vitae unde maxime maiores in. iste vel reprehenderit iure doloribus facere voluptate exercitationem.