Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau lokasi pembangunan fasilitas gedung tambahan di Rumah Pompa Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/1). Kunjungan dilakukan bersama Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta Afan Adriansyah, Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin, serta Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin.
Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan peninjauan ini untuk memastikan pembangunan Rumah Pompa Kemang tidak ada kendala dan berjalan lancar.
“Supaya pada Maret tahun ini rampung. Jika sudah rampung, bisa digunakan untuk menekan dampak banjir, khususnya di daerah Kemang dan sekitarnya,” ujarnya, Kamis (11/4).
Selain itu, Heru juga memastikan kesiapan peralatan Dinas SDA untuk menghadapi musim penghujan, seperti pompa. Sebanyak 578 unit pompa stasioner telah disiapkan di 202 lokasi dan 557 pompa mobile juga disiagakan. Selain itu, pengerukan kali di Jakarta juga terus dilakukan secara rutin oleh Dinas SDA.
“Pompa di sini sudah siap. Jadi tinggal menunggu rampung secara fisik (bangunan). Mudah-mudahan Maret selesai (pembangunannya). Selain itu, terkait pengurasan kali di sekitar (khususnya Kali Krukut) juga rutin dilakukan oleh Dinas SDA,” jelas Pj. Gubernur Heru.
Menurutnya Dinas SDA DKI Jakarta sejauh ini telah melakukan pengerukan lumpur di berbagai titik, khususnya di Kali Mampang hingga Krukut yang rutin dilakukan oleh petugas Suku Dinas SDA Jakarta Selatan.
Di lokasi yang sama Plt. Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin menambahkan, pihaknya juga tengah berupaya menambah kapasitas pompa agar semakin maksimal dalam mengurangi dampak musim hujan.
Dua unit pompa yang sebelumnya hanya mampu menyedot air 500 liter/detik, kini ditambah hingga 1.000 liter/detik, serta terdapat satu unit pompa kapasitas 250 liter/detik, sehingga total kapasitas mampu menyedot air sebanyak 2.250 liter/detik.
“Dengan adanya penambahan (kapasitas pompa) ini diharapkan akan mengurangi genangan. Masalahnya pertumbuhan kota, perubahan tata guna lahan juga berpengaruh. Asalkan curah hujan masih 100 milimeter dan di bawah empat jam, maka seluruh infrastruktur di DKI Jakarta masih siap. Itu infrastruktur drainase, kalau kali besar sampai dengan 150 milimeter,” pungkas.