WELLINGTON – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menginginkan langkah konkret peningkatan kerja sama Indonesia – Selandia Baru. Hal ini diutarakan Wapres saat bertemu dengan Deputy Prime Minister (Wakil Perdana Menteri) yang juga Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, di Grand Hall New Zealand Parliament Buildings, Rabu (28/02/2024).
“Saya menyambut baik pertemuan kita ini untuk berdiskusi lebih lanjut [mengenai] upaya peningkatan kerja sama bilateral melalui langkah konkret dan penciptaan peluang baru,” tutur Wapres.
Menurut Wapres, setidaknya terdapat tiga poin penting sebagai langkah strategis yang dapat ditempuh untuk mempererat hubungan kedua negara.
“Pada kesempatan ini, saya ingin membahas tiga hal, yaitu kemitraan komprehensif, dialog lintas agama, dan kemitraan di kawasan Pasifik,” paparanya.
Pertama, terkait kemitraan komprehensif, Wapres menegaskan bahwa Selandia Baru adalah mitra penting Indonesia di kawasan Pasifik. Menurutnya, kemitraan komprehensif ini adalah instrumen strategis untuk meningkatkan kerja sama, mendorong implementasi konkret, terutama di bidang ekonomi dan pembangunan.
“Untuk itu, saya berharap dalam tahun ini kita dapat memperbarui Rencana Aksi 2020-2024 sebagai panduan implementasi kemitraan dimaksud,” harapnya.
Salah satunya, Wapres menyambut baik upaya konkret untuk memperkuat perdagangan kedua negara. Termasuk diantaranya melalui kerja sama untuk produk halal, yang terus didorong kemajuannya melalui usulan Perjanjian Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition Agreement (MRA).
“Saya juga mendengar rencana kunjungan Yang Mulia Perdana Menteri Luxon ke Jakarta tahun ini dan juga kunjungan Yang Mulia ke Jakarta dalam waktu dekat. Saya yakin kunjungan tersebut dapat semakin memperkuat kemitraan Indonesia dan Selandia Baru, dan dapat diikuti dengan berbagai langkah,” ungkapnya.
Kedua, mengenai dialog lintas agama, Wapres menyebutkan bahwa Indonesia sebagai negara majemuk sangat memperhatikan kerukunan antarumat beragama sebagai pilar penting keamanan, kestabilan, dan kesejahteraan bersama baik di tingkat nasional maupun global.
“Namun masalah sosial ekonomi seringkali menjadi penyebab tumbuhnya ideologi ekstrem radikal, intoleransi, dan diskriminasi, terutama di kalangan pemuda,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Wapres mengapresiasi inisiatif Pemerintah Selandia Baru melalui Christchurch Call dalam menggalang upaya global melawan konten daring kekerasan
dari kelompok ekstremis radikal.
“Dalam kaitan ini diperlukan pemberdayaan kelompok moderat melalui dialog lintas agama guna merawat keharmonisan kedua negara kita,” tuturnya.
Ketiga, terkait kemitraan di Pasifik, Wapres mengapresiasi dukungan Selandia Baru dalam implementasi ASEAN Outlook on Indo – Pasifik. Sebab, kesepakatan tersebut merupakan bentuk komitmen peningkatan kerja sama antara kedua negara untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.
“Kami juga berharap dukungan Selandia Baru bagi peningkatan peran Indonesia di kawasan Pasifik melalui Forum Kepulauan Pasifik atau Pacific Islands Forum (PIF),” tambahnya.
Terakhir, sebagai bagian integral dari wilayah Pasifik, Wapres menegaskan bahwa Indonesia dan Selandia Baru memiliki tantangan dan kepentingan yang sama dalam menjaga stabilitas kawasan.
“Kerja sama trilateral antara Indonesia, Selandia Baru, dan salah satu negara Pasifik lainnya perlu diwujudkan, utamanya di bidang ekonomi dan pembangunan sesuai dengan visi Pacific Elevation Indonesia,” tandasnya.
Dalam sambutan pembukanya, Wakil Perdana Menteri Selandia Baru mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara kunci bagi Selandia Baru di kawasan Asia Pasifik, serta termasuk negara terbesar di Asia Tenggara.
“Dan kami melakukann upaya menguatkan perdagangan dua negara, termasuk perdagangan halal,” ungkap Wakil Perdana Menteri Winston Peters.
Mendampingi Wakil PM Selandia Baru dalam pertemuan ini di antaranya Specialist Ministerial Advisor Jon Johannson, Chief of Staff Darroch Ball, Private Secretary Michael Appleton, Senior Secondee Tony Lync, Deputy Secretary Americas and Asia Group Deborah Geels, Deputy Secretary Europe, Middle East and Australia Taha Macpherson, Divisional Manager South and South East Asia Division Joana Kempkers, serta Senior Policy Officer Rebecca Wood.
Sementara, Wapres didampingi oleh Duta Besar RI untuk Selandia Baru Fientje Maritje S., Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, Deputi Adminstrasi Setwapres Sapto Harjono Wahjoe Sedjati, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi dan Birokrasi Mohamad Nasir, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Koordinator Fungsi KBRI Lucky Saud. (RN-BPMI Setwapres)