Jakarta – PT MRT Jakarta (Perseroda) menegaskan dana proyek kereta bawah tanah dan layang di Jakarta dan sekitarnya itu, tak terpengaruh oleh resesi ekonomi Jepang. Dengan begitu, pembangunan MRT masih berjalan sesuai rencana.
“Tidak ada pengaruh karena anggaran di pemerintah Jepang, sudah berlangsung,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat usai Forum Jurnalis MRT di Jakarta, Selasa (21/2).
Sebelumnya, dilaporkan ekonomi Jepang tergelincir ke dalam resesi setelah dua kuartal mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu, demikian data pemerintah Jepang pada Kamis (15/2). Ekonomi negara itu menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember karena daya belanja yang lemah,ungkap data tersebut.
Produk domestik bruto (PDB) riil, nilai total barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut 0,1 persen dari kuartal sebelumnya, menurut angka awal pemerintah.
Tuhiyat menjelaskan, PT MRT Jakarta (Perseroda) yakin dalam tahapan pengerjaan proyek yang mendapat dukungan pendanaan Jepang untuk MRT Jakarta itu masih tetap berjalan optimal.
Dia pun menambahkan saat ini MRT Jakarta tengah menunggu penandatanganan kontrak pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk MRT Jakarta East-West Line fase 1 tahap 1. Dia menargetkan penandatanganan kontrak pinjaman itu dilakukan pada April 2024 dan diharapkan efektif sekitar tiga bulan setelah penandatanganan kontrak pinjaman.
“Posisinya sekarang sudah konfirmasi risalah pembahasan penilaian atau Minutes of Discussion atau MoD sudah ditandatangani,” kata dia.
MRT Jakarta merupakan proyek pertama di Indonesia melalui kerja sama antara Pemerintah Jepang, Pemerintah Pusat RI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta. Berdasarkan risalah pembahasan penilaian yang ditandatangani pemerintah Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) pada November 2023, MRT Jakarta Koridor Timur-Barat akan terbentang sepanjang 84,1 kilometer dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi.
Dalam pengerjaannya akan terbagi menjadi empat tahap pekerjaan, yaitu fase 1 tahap 1 (Tomang-Medan Satria sepanjang 30,1 km), fase 1 tahap 2 (Kembangan-Tomang sepanjang 9,2 km), fase 2 timur (Medan Satria-Cikarang sepanjang 20,5 km), dan fase 2 Barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).
Proyek itu sendiri mendapat dukungan pembiayaan dari Jepang sebagai investor utama senilai Rp 160 triliun dan PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memulai pembangunannya pada Agustus 2024. (Wsh)