JAKARTA – Menjadi seorang calon legislatif (caleg) haruslah mendapatkan simpatik warga daerah pemilihannya. Hal ini guna, para caleg memperoleh suara mereka baik di DPR RI maupun DPRD.
Salah satu caranya adalah benar-benar turun dan memberikan pemahaman langsung kepada warga dan bukan settingan agar mencolok dan dilihat oleh pasangan calon (paslon) yang diusung partai mereka. Namun salah seorang caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum lama ini membuat settingan yang justru membuat dirinya seperti tak layak.
Insiden memalukan ini kemudian dikomentari oleh pengamat politik Citra Institute Efriza. Da mengatakan, settingan dengan mengesankan interaktif, maupun seolah bentuk hubungan erat capres dengan konstituennya atau calon pemilihnya sangat disayangkan.
“Berkategori memalukan, sebab untuk mengesankan dekat sama Rakyat aja harus settingan. Apalagi ini caleg untuk DPRD dari PKS memerankan dirinya sebagai nelayan, meskipun ia nelayan, tetapi posisi dirinya saat ini tidak tepat,” kata Efriza kepada Rupol.co.
“Sebab ia sedang berproses sebagai caleg, semestinya ia berjuang untuk masyarakat. Ia semestinya melakukan tugas menyerap aspirasi masyarakat, dan berjuang untuk masyarakat, bukan malah menunjukkan ia gagal memberikan upaya memperjuangkan aspirasi masyarakat,” tambahnya.
Efriza mengatakan, semestinya caleg tersebut menunjukkan kualitas dirinya sebagai caleg, ia harus menunjukkan kepada masyarakat untuk percaya bahwa ia akan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Bukan malah menunjukkan ia seolah tidak punya kualitas, jika tidak ingin disebut tidak punya kualitas sebagai caleg.
“Ia juga harus paham nanti andai ia terpilih hubungannya dengan Presiden adalah ia tetap harus menyerap aspirasi masyarakat, menyampaikan keluhan masyarakat, dan mengawasi pemerintah. Bukan malah posisinya dibawah presiden, meski DPRD sekalipun, jadi patut diingat sebagai caleg bahwa jika ia terpilih maka ia sejajar dengan presiden sebagai anggota legislator, jika terpilih ya,” tuturnya.