YOGYAKARTA – Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) akan terus berkontribusi dan memastikan semua tahapan produksi memenuhi standar dan aturan kehalalan yang berlaku termasuk menyiapkan sumber daya pendamping yang bersertifikat kompetensi.
Hal tersebut disampaikan Dirut SLP Has Salam, Dr. Andi Muh. Yuslim Patawari S STPi MP disela pelantikan pengurus Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) DIY (Halal Center Syarikat Islam Cabang Yogyakarta) di Kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI DIY di Jl. Kusumanegara Kota Yogyakarta, Minggu (22/9/2024).
“Inilah kontribusi Syarikat Islam sebagai gerakan dakwah ekonomi untuk memajukan bangsa, memberikan jaminan bahwa produk kita ada sertifikasi halal dan yang menjadi pengelola produk-produk makanan yang aman untuk di Konsumsi dengan menerapkan prinsip standar sanitasi dan higienitas berdasarkan pendekatan keamanan pangan/Food Safety dan juga mendapatkan pengelola dan pekerjanya mendapatkan sertifikat kompetensi teknis dari BNSP ,”ujar Andi Yuslim.
Andi menegaskan, dengan pendamping yang berlisensi diharapkan sesuatu yang diproduksi dijamim halal dan dapat meningkatkan nilai jual terhadap produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar lebih maju dan berkembang secara ekonomi.
“Keberadaan LP3H sangat penting dalam membantu pemerintah, sehingga sertifikasi halal itu tidak hanya terpusat pada satu lembaga saja, tetapi masyarakat juga terlibat,” jelas Warek IV Universitas Jakarta ini.
Kami berharap Pendamping LP3H juga mengantongi lisensi Kompetensi yang diterbitkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui LSP HAS Salam, pihaknya berkeinginan mengembalikan kejayaan Syarikat Islam sebagai Ormas Islam yang peduli menerapkan perdagangan yang memenuhi syariat-syariat Islam.
“Sehingga kejayaan Syarikat Islam bisa diterima kembali di tengah masyarakat,” sebutnya.
Dirinya mengungkapkan masih adanya pelaku UMKM “gagap teknologi” menjadi kendala bagi para pelaku usaha UMKM yang ingin mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikasi halal, mengingat proses pendaftaran secara keseluruhan dilakukan secara online.
“Maka dari itu untuk mencari solusi bagi yang merasa kesulitan mengakses teknologi, ke depan akan sering menggelar sosialisasi dan pelatihan-pelatihan,”sambungnya.
Sedangkan Direktur Eksekutif Halal Center Syarikat Islam Cabang Yogyakarta, Dr Hilman Haroen menjelaskan, seperti firman Allah dalam Al Baqarah ayat 168, berkaitan halalan thayyiban, Islam memerintahkan kepada seluruh umatnya agar makan dan menggunakan bahan-bahan makanan yang baik, suci, dan bersih.
“Langkah pertama yang akan kita lakukan adalah mendata UMKM yang ada di DIY, mana yang sudah digarap oleh gagal center UIN Sunan Kalijaga, kemudian Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama, kemudian kita akan kita garap yang belum disentuh oleh lembaga-lembaga halal center telah berdiri,”jelas Hilman.
Ke depan, pihaknya akan berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan di DIY untuk memanfaatkan dana tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR), kemudian mendampingi para pelaku UMKM agar tercipta produk halal.
“Kita akan melakukan pendampingan secara gratis, tentu dengan dana CSR tersebut,” katanya.
Keberadaan lembaga yang didukung petugas pendamping berkompeten, pendamping akan mendapatkan Rp 150 ribu setelah UMKM telah disertifikasi oleh Komite Fatwa.
“Kalau seorang pendamping mendapatkan 10 atau 20 dalam satu minggu maka mereka akan mendapatkan Rp 3 juta dari pemerintah, ini yang di luar CSR,” imbuhnya.
Disela pelantikan pengurus Halal Center Syarikat Islam Cabang Yogyakarta, digelar Seminar Nasional mengusung tema “Menatap Masa Depan Industri Halal. Menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Sam Haesy selaku Wakil Presiden LT Syarikat Islam, Khamim Zarkasih Putro selaku Ketua Pusat Studi KIM3PM UIN Sunan Kalijaga, Ketua STEI Hampara Yogyakarta Siti Murtiyani dan Andi Muhamad Yuslim Patawari. (*)