JAKARTA – Situasi sosial kemasyarakatan dan politik di Indonesia alami peningkatan tensi, pasca deklarasi Capres-Cawapres yang dimulai oleh koalisi Partai Nasdem, PKB dan PKS yang mengusung Anies Baswedan, lalu disusul oleh PDIP mengusung Ganjar Pranowo, dan terakhir koalisi partai Gerindra, Golkar dan PAN mengusung Prabowo Subianto.
Iklim kontestasi kian meningkat setelah adanya kepastian pendaftaran pasangan Capres-Cawapres yang memunculkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Survei periode Januari 2024 ini berupaya memotret situasi terbaru, utamanya terkait pilihan politik dan partisipasi politik publik. Juga, mengkaji terkait proses penyelenggaraan, manuver politik yang dilakukan oleh kandidat, dan menguji pemahaman publik terkait gagasan dan ide pembangunan dari kandidat.
Hasil survei ini akan memunculkan data dan gambaran terkait situasi sosial yang ada di tengah masyarakat pra Pemilu, menelaah sikap dan kecenderungan pihak-pihak terkait dalam menjalankan aktifitas kepemiluan yang akan dilaksanakan pada 14 Februari tahun 2024 mendatang.
Indonesia Political Opinion, melakukan survei terkait kinerja Presiden Joko Widodo. Menurut Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, hasil survei menyatakan bahwa ada tiga bidang yang responden menyatakan puas dengan nilai persentase di atas 15 persen. Yaitu 38.7 persen dalam hal memberikan bantuan sosial, 20.1 persen dengan prilaku Jokowi yang merakyat dan sederhana, dan 16.5 persen dalam hal pembangunan infrastruktur.
Selain itu, juga ada responden yang merasakan tidak puas akan kinerja pemerintahan Joko Widodo. Ketidakpuasan itu meliputi dalam hal kondisi ekonomi yang sulit yang mencapai 48.7 persen, harga sembako yang mahal sebanyak 22.5 persen dan minimnya lapangan pekerjaan berada di 18.0 persen.
Indonesia Political Opinion juga merelease perihal masalah apa yang paling penting untuk segera ditangani oleh pemerintah saat ini. Dari hasil survei yang dilakukan terhadap responden, 23.5 persen meminta harga sembako murah, 14.8 persen tersedianya lapangan kerja dan 11.5 persen yaitu dalam hal keamanan dan ketertiban umum.
Secara umum, harapan publik terkait persoalan mendasar yang diinginkan untuk segera ditangani ada pada bidang ekonomi, hal ini meliputi harga sembako murah, dan tersedianya lapangan pekerjaan.
Adapun persoalan terkait penyelenggaraan pemerintah, semisal pembangunan Infrastruktur, Pendidikan, Penegakan hukum hingga kebebasan berpendapat mendapat respon rendah, hal ini bisa saja karena persoalan-persoalan itu dianggap publik telah baik.
Persepsi Politik Nasional dan Peta Elektoral Partai Politik
Menjelang pemilihan presiden pada 14 Februari 2024 mendatang, Indonesia Political Opinion juga melakukan survei kondisi politik nasional dan peta elektoral partai politik.
Hasil survei periode 1-7 Januari 2024 elektabilitas ketiga capres mengalami perubahan. Posisi pertama yaitu Prabowo Subianto di angka 42.4 persen, menyusul Anies Baswedan 31.1 persen dan di posisi ketiga ada Ganjar Pranowo sebesar 24.9 persen.
Jika dibandingkan dengan hasil survei IPO pada periode November lalu, terjadi penurunan elektabilitas Anies Baswedan sebesar 0.6%, Prabowo alami peningkatan 4%, dan Ganjar Pranowo alami penurunan 3.4%. Terbaca adanya pergeseran sekira 4% dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ke Prabowo. Durasi pergeseran sejak November hingga Desember ini memungkinkan Prabowo bisa alami peningkatan stabil dan berhasil lampaui 50% pada Februari mendatang.
Kehadiran nama Cawapres turut mempengaruhi elektabilitas kandidat Capres, Muhaimin Iskandar meningkatkan elektabilitas Anies Baswedan sebanyak 2.4%, lalu Gibran Rakabming Raka menambah elektabilitas Prabowo sebanyak 0.8%, pasangan terakhir yakni Mahfud MD justru sebaliknya, ia menurunkan elektabilitas Ganjar cukup tajam yakni sebesar 3.4%.
Jika dibandingkan dengan survei IPO pada periode November, hanya Ganjar-Mahfud MD yang alami penurunan stabil, sementara Gibran yang semula minum 1.8% atas elektabilitas Prabowo, kini sudah mulai memberikan daya ungkit sebesar 0.8%.
Adapun metode survei yang digunakan adalah Metode Multistage random sampling. Peneliti terlebih dahulu menentukan sejumlah Desa untuk menjadi sample, pada setiap desa akan dipilih secara acak – menggunakan random kish grid paper– sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor kuesioner genap, total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50 persen.
Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (Margin of Error/MoE) 2.50%, dengan tingkat akurasi data 95%. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat. Survei ini mengambil presentasi sampel berjumlah 1200 responden yang tersebar proporsional di seluruh Provinsi di Indonesia.
Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden. Untuk menguji validitas responden dan proses wawancara, Survei ini dilengkapi dengan aktifitas spot check pada 15 persen sampel dari total populasi sampel.