Jakarta – Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta akan terus memperkuat peran kepala satuan tugas (kasatgas) di 267 kelurahan Jakarta sebagai upaya respons cepat penanganan kebakaran pada 2024.
Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengatakan Satgas di Kelurahan dibentuk untuk meminimalisir angka kebakaran khususnya di wilayah padat penduduk seperti Kecamatan Tamboran, Kecamatan Tanah Abang, dan Penjaringan.
Para satgas juga dilatih dan mengikuti simulasi kebakaran, sehingga ia memastikan para satgas sudah mengetahui tupoksi masing-masing.
“Sekarang ini semua kelurahan sudah punya kasatgas, seharusnya respons bisa lebih cepat,” kata saat dihubungi di Jakarta, Selasa (23/1).
Menurut Satriadi Kasatgas di setiap kelurahan itu berperan untuk melakukan pembinaan masyarakat terkait bagaimana mengatasi jika terjadinya kebakaran di lingkungan terdekat. Pembinaan tersebut mencakup sosialisasi, pelatihan kepada masyarakat, dan memberikan sarana dan prasarana kebakaran mandiri seperti alat pemadam api ringan (APAR).
Satriadi menyebut upaya tersebut dilakukan dengan adanya perubahan struktur organisasi tata kerja di Gulkarmat DKI Jakarta termasuk di tingkat kelurahan dengan hadirnya jabatan kasatgas.
“Jadi sudah hampir enam bulan kita ada kasatgas, ternyata efektivitasnya luar biasa, informasi kebakaran juga cepat, masyarakat juga sudah familiar, sehingga eksistensi pemadam kebakaran juga sekarang di tengah masyarakat sudah mulai terlihat,” ujar Satriadi.
Selain itu, pertolongan Dinas Gulkarmat DKI terhadap laporan atau permintaan bantuan dari masyarakat juga semakin cepat, mulai dari kebakaran rumah, ataupun evakuasi adanya ular, penyelamatan kucing, dan lain-lain.
Hal tersebut sebagaimana mengacu pada dua tugas dan fungsi Dinas Gulkarmat DKI Jakarta yakni fungsi kebakaran dan fungsi penyelamatan.
“Contoh kemarin ada kebakaran di salah satu apartemen, ada testimoni dari warga sana kecepatan kita menangani membuat mereka tidak menimbulkan kerugian harta benda yang berlebihan lagi, nah itu bagian dari respons,” ucap Satriadi.
Lebih lanjut, sebagai upaya memperkuat peran kasatgas di setiap kelurahan, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta juga mengerahkan beberapa personel yang ikut berjaga di pos pemadam kebakaran bersama dengan kasatgas. Sehingga, kasatgas dapat memperkuat peran penghubung di masyarakat jika ada pembinaan, sosialisasi, ataupun laporan kejadian.
Adapun Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat sebanyak 2.286 peristiwa kebakaran terjadi sepanjang tahun 2023. Angka tersebut meningkat dari kejadian kebakaran selama 2022 yakni sebanyak 1.691 peristiwa.
Frekuensi kejadian kebakaran per wilayah selama 2023 paling tinggi yakni Jakarta Timur sebanyak 594 laporan, lalu Jakarta Selatan 573 laporan, Jakarta Barat 484 laporan, Jakarta Utara 379 laporan, dan Jakarta Pusat 256 laporan. Adapun penyebab dugaan paling tinggi akibat korsleting listrik sebanyak 1.216 kejadian atau sebesar 53,19 persen. (WSH)