Jakarta – Tiga hari belakangan ini pemandangan langit Jakarta tampak begitu biru dan cerah. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab fenomena langit biru ini terkait kondisi awan di atmosfer.
“Persebaran awan tergantung dengan arah dan kecepatan angin. Langit biru biasanya sangat terkait dengan tutupan perawanan di atmosfer. Berkumpul dan menyebarnya perawanan tergantung kondisi arah dan kecepatan angin
Di mana angin bertiup dari tekanan tinggi ke tekanan rendah,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, Kamis (25/1).
Dia lantas menyinggung soal prakiraan arah dan kecepatan lapisan 3000 feet. Guswanto kemudian membeberkan analisis streamline BMKG per 21 Januari 2024. Dalam analis tersebut, tampak siklon tropis Anggrek ada di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu.
Adapun siklon tropis Anggrek adalah jenis badai siklon tropis yang dapat membawa angin kencang, hujan lebat, banjir, dan gelombang pasang.
“Siklon tropis Anggrek masih berada di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu. Siklon ini membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu, dan sekitar siklon tropis serta menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di sekitar bibit siklon tropis,” ungkapnya.
Ia pun menjelaskan bahwa daerah konvergensi pertemuan angin. Laut Jawa termasuk dalam daerah ini.
“Daerah konvergensi lain terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Lampung, Banten, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Banda dan Laut Seram. Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau berada dari Laut jawa hingga Laut Arafuru,” tuturnya.
Kondisi ini bisa berpotensi membuat pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis.
“Kondisi tersebut manpu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis/bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut,” pungkasnya. (WSH)