JAKARTA – Makan siang gratis yang merupakan salah satu dari bagian visi misi pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka hingga saat ini masih dipertanyakan kebenarannya. Dari kabar yang beredar, makan siang gratis baru bisa terlaksana pada 2029 atau akhir masa jabatan keduanya.
Namun, nyatanya janji ini belum terealisasikan karena belum sah dilantiknya Prabowo-Gibran menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Pengamat politik dari Citra Institute Yusak Farchan mengatakan, ini merupakan janji yang harus ditepati keduanya.
Meski janji itu ditepati di akhir masa jabatan atau sejak awal mula menjabat. Yusak mengatakan, bahwa untuk memberikan makan siang gratis ini, Prabowo-Gibran harus kreatif dan kerja keras.
Pasalanyya dana yang digelontorkan. Tidaklah sedikit yakni sekitar Rp600 triliun dengan rincian per anak sekali makan siang dan susi budgetnya Rp15 ribu.
“APBN tidak cukup untuk membiayai ini apalagi dengan dana BOS. Sehingga pembiayaan tidak akan bisa efektif lagi kalau mengambil dana ini,” tegas Yusak kepada Ruupol.co.
Sebab, menurutnya, masih banyak pekerjaa rumah (PR) yang harus diselesaikan di sektor pendidikan. Yusak mengatakan, untuk mengatasi dan membiayai makan siang ini, Prabowo-Gibran harus melakukan inovasi.
Ini agar janji politik memberi makan siang hratis pada anak-anak dan lansia terealisasi. Yusak menegaskan, kuncinya adalah inovasi pembiayaan dan tidak bersumber dari APBN.
“Janji politik itu hukumnya wajib meski direalisasikan baru beberapa tahun kedepan,” kata Yusak.
“Idealnya memang setelah menjabat dan program rancangan mesti sudah ada planning terkait sumber biaya. Menteri Perekonomian Airlangga dan Komisi X DPR meragukan sumber biaya sebab bila menggunakan APBN akan besar angkanya,” tambahnya.
Dia menegaskan, kunci agar ini terealisasikan dengan baik. Maka pemerintah harus kreatif untuk membiayai makan siang gratis ini setiap hari dan berkelanjutan.
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.