JAKARTA – Jelang debat kedua para pasangan calon saling meluncurkan strategi politik dan strategi Intelijen internal masing masing. Baik Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud dimungkinkan mengungkit masa lalu masing-masing capres-cawapres.
“Saya rasa Paslon capres dan cawapres masing masing punya strategi politik berbeda dan tentu mereka punya tim internal yang bekerja mengolah data dilapangan.” Kata pengamat politik Mochamad Eca dalam keterangannya, Senin (18/12/2023).
Pasca debat pertama pada pekan lalu menuai hasil yang dirasa para Paslon capres puas dari berbagai tanggapan di medsos baik buzzer yang pro dan kontra. Akan tetapi fakta unik ditemukan dilapangan.
“Setelah debat di KPU pertama kemarin masing masing Tim pemenangan Paslon capres masing masing merasa puas sudah menyudutkan Paslon capres tertentu akan tetapi ini tidak sesuai di lapangan, banyak masyarakat yang beranggapan Paslon capres yang diserang adalah Paslon yang dirasa cukup mumpuni apalagi ada jawaban yang secara tidak langsung menohok pasangan yang menyerang.” Ujarnya
Dinamika saat ini adalah masyarakat bingung dengan Pemilihan Umum Presiden tahun periode 2024-2029 akan dimenangkan oleh siapa akan tetapi masyarakat ingin pemilu tahun 2024 satu putaran.
“Saya lihat obrolan warung kopi ya ini, banyak sekali yang bilang ya jika bisa sekali saja jangan dua kali putaran sayang dana sebesar itu dibuang,” jelasnya.
Untuk debat kedua tanggal 22 Desember besok mungkin akan lebih saling serang antar Paslon capres bukan 2vs1 seperti tahap pertama kemarin.
“Yang jelas debat kedua besok tanggal 22 Desember itu akan seru saling serang tidak memihak kepada Paslon capres satunya yah bisa dibilang ini saatnya menjegal,” tutupnya.