JAKARTA – Bukan hanya perilaku capres dan pendukungnya serta jawaban mereka dalam debat yang jadi perbincangan. Gaya komunikasi atau penyampaian jawaban pada debat itu pun jadi sorotan semua media dan para pengamat politik.
Dengan materi debat yang sudah ditentukan, meski terlihat menguasainya, namun ada saja yang masih kurang bila dilihat. Efriza, pengamat politik dari Citra institute mengatakan, dari ketiga capres yang belum menggali jauh gagasan dan janji politiknya Prabowo.
Dia mengatakan, ini terjadi karena Prabowo merasa perwakilan dari pemerintah, sehingga titik tekannya hanya kepemimpinan, manajemen pemerintahan, dan persatuan serta kesatuan. Sedangkan kedua capres, Anies memang unggul dalam mengolah kata, menarasikan gagasannya, namun jika dicermati tawarannya masih sebatas kaum intelektual semata.
“Sedangkan, Ganjar mencoba menjelaskan gagasannya, ia ingin menunjukkan dirinya sebagai penyerap aspirasi masyarakat sehingga berani memberikan janji lebih praktis seperti 1 desa, 1 puskesmas, 1 nakes, Internet Gratis bagi Siswa. menjanjikan menyelesaikan UU KKR dan UU Perampasan Aset, serta menyelesaikan masalah HAM di era Reformasi,” ujar Efriza kepada Rupol.co, Jumat (15/12/2023).
Efriza menjelaskan, ketiga capres punya target masing-masing, misal Anies mencoba meraih dukungan dari kaum Islam lebih luas termasuk kelompok Islam yang dianggap pemerintah garis keras atas kasus Penembakan di KM50. Dia me juga mencoba mengambil simpatik kaum intelektual yang peduli atas kasus korupsi.
“Dan, ia mencoba mengambil ceruk pemilih yang kontra terhadap pemindahan ibukota dengan gagasan menunda proses IKN, dengan menggunakan bahasa membahasnya kembali. Sedangkan Ganjar, jelas sekali ingin mengambil simpatik kalangan nasionalis yang menolak intervensi pemerintah atas lembaga yudikatif, angkatan 98 dan korban dari reformasi ini, dan tentu saja mengambil simpatik luas dari beragam masyarakat yang kontra terhadap pemerintah,” ungkap Efriza.
Sedangkan Prabowo, dikatakan Efriza, sepertinya ingin menunjukkan dirinya adalah karakter pemimpin yang peduli pada persatuan dan kesatuan, yang akan melanjutkan kerja Presiden Jokowi saat ini, sehingga penekannya kepada memperbaiki yang kurang semata, seperti kualitas hidup hakim dan staf, mitigasi korupsi, dan siap melanjutkan pembangunan negeri ini.
“Jadi Prabowo memang merupakan wajah pemerintahan saat ini, perwakilan pemerintah, sosok capres yang diendorse oleh Presiden Jokowi, sehingga narasinya hanya untuk bertahan, tidak mengungkapkan gagasan lebih lanjut maupun mengkritisi pemerintahan saat ini. Dengan personal branding baru ini, Prabowo jadi kurang bertenaga dalam debat pertama ini,” tuturnya.