Jakarta – Komisi B DPRD DKI Jakarta akan menggelar konsolidasi dengan perangkat pemerintah untuk menbahas nasib para Pedangag Komplek Taman Alfa Indah.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina mengatakan, dalam waktu dekat akan berkonsolidasi dengan perangkat pemerintah seperti Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM), Walikota Jakarta Selatan, Camat, Lurah, RT dan RW terkait.
“Yang sangat fatal itu menurut saya adalah sosialisasinya tidak tuntas. Artinya teman teman Lurah, Camat, Dinas PPKUKM itu seperti tidak serius menanggapi aduan masyarakat,” ujar, Senin (15/1).
Wa ode menyarankan agar pembangunan taman ditunda terlebih dahulu, sampai mendapat keputusan yang tidak memberatkan pihak manapun. Dirinya mengaku telah melalukan kunjungan ke lokasi tersebut pada, Jumat (12/1) lalu dan mendengarkan langsung keluh kesah para pedagang.
“Teman-teman ketua RT RW ini kan perpanjangan tangan pemerintah yah makannya harus mencarikan solusi terbaik,” ungkap dia.
Di kesempatan yang sama, Lurah Petukangan Utara, Syopwani menyatakan, akan memeriksa ulang status tanah yang dulunya ditempati oleh para pedagang, kini telah dilakukan proses pembangunan taman.
“Jadi programnya (pembangunan taman) seperti itu, tapi kita masih menunggu tindak lanjut arahan dari pimpinan, dan untuk sementara ini bisa dilihat secara langsung proses pembuatan taman sudah berlangsung yah,” tutur dia.
Sementara itu, Ketua RW 7 Petukangan Utara Hendra berharap, peninjauan pimpinan Komisi B tersebut dapat memberikan solusi yang adil bagi seluruh pihak.
Hendra juga mengatakan, pembangunan tersebut juga memberikan manfaat untuk warga Taman Alfa Indah untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH).
“Kita mohon anggota dewan bisa membatu memberi keadilan kepada pedagang maupun warga setempat,” imbuhnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Perumahan Taman Alfa Indah, Nino Pramono berharap setelah adanya peninjauan ini, Komisi B DKI Jakarta dapat mempermudah izin berdagang di lokasi tersebut.
Pasalnya hingga kini, para pedagang menggantungkan nasibnya hanya dengan berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.
“Teman-teman sampai saat ini juga masih belum aktif berjualan karena tempat sudah tidak ada dan hanya sepihak. Sekarang tujuan kita bukan relokasi, tapi tujuan kita yang utama itu mengurus perizinan (agar bisa berdagang),” pungkasnya. (WSH)