Oleh: Efriza Pemgamat Politik Citra Institute
JAKARTA – Memazulkan Presiden Jokowi tak mudah seperti membalikkan telapak tangan, selain konstitusi yang memang pasca amandemen mengaturnya njelimet dengan tujuan menguatkan sistem presidensial. Pemakzulan ditenggarai tidak akan mendapatkan dukungan dari para elite-elite politik, meski pilpres panas tetapi partai-partai pendukung pemerintah dan di parlemen dikendalikan oleh Jokowi.
“Jangan lupakan pula, Jokowi itu masih tinggi kepuasaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah masih di atas 70 persen. Bahkan, Jokowi sudah menaikkan anggaran APBN 2024 dalam menjalankan program pemerintah yang menyenangkan masyarakat, seperti program bansos, pelindungan sosial, dan menaikkan gaji pegawai negeri sipil,” ungkap Efriza pengamat politik Citra Institute.
Ini artinya dukungan kepada Presiden Jokowi dari sisi masyarakat memungkinkan akan tetap tinggi. Diyakini pula, PDIP meski jengkel sama Jokowi, tetapi PDIP tidak akan mendukung upaya memakzulkan Presiden Jokowi, karena Jokowi masih kadernya meski dalam kategori partai dari sisi moralnya tidak lagi baik.
Soal moral ini dalam politik, masih pro dan kontra. Namun yang pasti, Puan Maharani sebagai petinggi PDIP sekaligus ketua DPR sudah menyatakan menolak keinginan tersebut, juga Mahfud MD sebagai cawapres sekaligus Koordinator Menkopolhukam juga menolak keinginan tersebut.
“Kedua capres juga berpikir rasional, memakzulkan Jokowi tidak akan terwujud. Malah isu memakzulkan Jokowi dapat memberikan sentimen negatif pada kedua capres ini. Bahkan, mereka juga memungkinkan menyadari memakzulkan presiden resikonya adalah penundaan pemilu, malah merugikan ketiga capres ini,” jelasnya.
Efriza mengungkapkan, keinginan usulan memakzulkan Jokowi diyakini hanya luapan emosional semata. Disinyalir ini dilakukan oleh orang-orang yang jengkel terhadap kepemimpinan Jokowi, juga memungkinkan oleh orang-orang yang sejak awal memang tak menyukai Presiden Jokowi sebab memang patut disampaikan residu dari pasca Pemilu 2014 dan 2019 lalu masih banyaknya orang-orang yang tidak bisa move on terhadap keterpilihan Jokowi selama dua periode utamanya periode 2019 lalu yang dinarasikan keterpilihan Jokowi karena perilaku curang.
Diyakini mencuatnya isu pemakzulan bukan untuk benar-benar memakzulkan Jokowi tetapi ingin memberikan sentimen negatif kepada Presiden Jokowi, agar mendekati pemilu persepsi kepuasan masyarakat kepada Pemerintah sekaligus Jokowi menurun.