JAKARTA – Sebagai jurnalis yang sudah melanglang buana, Donny Andri Magek Piliang tidaklah betah di satu perusahaan saja. Tetapi gemar sekali berpindah dari satu media ke media lain.
Hal ini membuatnya dijuluki sebagai wartawan Sukandah alias wartawan suka pindah media. Dia pernah bekerja di Mingguan Merapi Padang 2003, Mingguan Gema Nusantara Jakarta 2004, Radio Elshinta Jakarta 2006-2008, Indosiar 2008-2009, RTM Malaysia 2011, Kabarpolisi.com Jakarta 2017-2020, Media Online Cakrawala.co Jakarta 2018, dan terakhir sebagai Konsultan Ketua Dewan Redaksi Beritasumbar.com 2020 sampai sekarang.
Donny Magek sendiri paling lama bertahan di ANTV dari 2009-2017. Selain itu pun, Donny Magek sendiri juga memposisikan dirinya sebagai pemerhati sosial dan budaya dari tahun 2000 sampai hari ini.
Sejak sepuluh tahun terakhir, Donny Magek berkecimpung dalam bidang pollitik dengan menjadi pengurus Partai Hanura Sumbar. Di Hanura, Donny Magek memulai kepengurusan di DPD sebagai anggota, Bidang Hujkum dan Sekretaris Bappilu.
Dia terakhir menjadi Korwil 1 Sumatra DPP Laskar Muda Hanura dan selain sebagai jurnalis, dia juga pernah maju sebagai calon legislatif (caleg) dari Hanura. Dia maju di Dapil 3 Sumbar, namun gagal.
Banyak yang menyebut kegagalan itu disebabkan partainya menjadi pendukung Presiden Jokowi. Sebab Jokowi bukan pilihan orang Minang, termasuk dari daerah darek Sumbar. Semula Magek dengan jiwa idealismenya tidak bisa menerima.
Alasannya apa kaitannya dengan Jokowi dan dirinya. Pastilah berbeda. Tetapi Magek tidak tahu bahwa di Minang itu, jika sudah suka dengan orang yang menyebut nama yang bersangkutan saja bisa dianggap musuh. Kini Magek maju lagi menjadi Caleg Partai Hanura masih dari dapil 3 Sumbar yang meliputi Kota Bukittinggi dan Kab Agam.
Kini, Magek tercatat di DCT dengan no urut 1 dari partai Hanura. Ada tiga program besar yang diusung Magek dalam kampanyenya sebagai Caleg kepada masyarakat. Program tersebut adalah bidang pertanian, bidang kelautan dan nelayan, dan pembinaan UMKM.
Magek akan benar benar mengonsentrasikan pikiran dan program terhadap tiga bidang tersebut. Dia berharap jika terpilih nanti akan membangun konstituen yang kuat di tiga bidang pembangunan tersebut.
Sebagai aktifis terkenal, Magek memang sudah menyiapkan model pembangunan bidang pertanian, maritim dan nelayan, serta sektor UMKM itu. Magek memutuskan kembali maju menjadi calon anggota legislatif pada pileg 2024, karena melihat pembangunan di Sumatera Barat belum maksimal terutama untuk sektor pertanian, UMKM dan Nelayan.
“Basis kehidupan ekonomi di Indonesia khususnya Sumatera Barat itu pertanian, UMKM dan Nelayan harusnya menjadi perhatian Pemprov Sumbar,” ungkap Donny Magek.
Seperti diketahui ketiga sektor itu dalam masa pandemi covid-19 lalu, sebagai benteng terakhir dalam menghadapi krisis selama pandemi. Lebih lanjut Magek menjelaskan, seharusnya Pemprov dan DPRD melahirkan Perda sebagai turunan dari Undang Undang RI No.19/2013 tentang Perlindungan & Pemberdayaan Petani sebagai landasan hukum perumusan program, pelaksanaan program, penganggaran dan pengawasan sektor pertanian.
“Perda itu nantinya mengatur dari hulu sampai hilir termasuk tata kelola hasil pertanian, UMKM dan Nelayan,” jelas Magek yang juga aktif sebagai jurnalis.
Seperti kita ketahui persoalan yang dihadapi oleh para petani adalah pupuk, dimana ketersedian pupuk ini selalu jadi masalah disaat menjelang masa tanam, sudahlah harga mahal susah pula mendapatkan. Disinilah peran penting pemerintah dalam hal ini Eksekutif/Legislatif menjamin ketersediaan pupuk untuk para petani melalui kebijakan atau Perda yang berpihak kepada kepentingan petani jangan sampai petani menjerit “tapakiak” akibat susahnya mendapatkannya.
Termasuk sistem irigasi yang bagus untuk pengairan persawahan, lalu paska panen jangan pula petani ini mendapat tekanan dari para tengkulak. Dalam sektor UMKM pun Pemda di Sumbar jangan hanya memberikan pelatihan ka pelatihan saja, karena para pelaku UMKM ini juga butuh modal kerja dan pemasaran dari usaha rumahan mereka, sudah saatnya pemda berpikir jauh kedepan jangan lagi hanya memberi pelatihan saja lalu ikutkan dalam acara pameran.
Dengan mengikutkan mereka dalam acara pameran, seakan pemda sudah ada perhatian kepada pelaku UMKM, padahal kita tahu acara tersebut tidaklah efektif untuk pemasaran, sudah jadi rahasia umum yang dapat fasilitas dari pemda dalam berbagai iven pameran orangnya itu ke itu saja, mereka yang dekat dengan kepala daerah atau pejabat.
Jadi STOP cara-cara kovensional yang mengedepankan Kolusi dan Nepotisme dalam membina UMKM, mulai berpikir jauh kedepan untuk memajukan sektor UMKM ini, disinilah salah satu fungsi pengawasan yang melekat pada diri seorang anggota legislatif diperlihatkan.