JAKARTA – Donny Magek Piliang kini kembali maju menjadi caleg DPR RI dengan tiga program unggulannya. Dalam program tersebut, menurut Donny Magek, pihak eksekutif haru bisa mendekatkan UMKM dengan permodalan (perbankan).
Ini karena mereka sulit mendapatkan modal usaha meski sudah ada kebijakan pemerintah pusat dengan mengucurkan KUR tanpa jaminan kepada pelaku industri/UMKM. Namun sampai hari ini UMKM sangat susah benar mendapatkan kredit karena prosedur yang diterapkan oleh pihak bank sangatlah jelimet.
Tak hanya UMKM, sektor perkinanan yakni para nelayan pun sama sulitnya untuk mendapatkan modal usaha termasuk BBM. Sehingga akhirnya mereka meminjam ke rentenir/tengkulak untuk membeli kebutuhan nelayan sebelum melaut.
Bahkan saat para nelayan membawa hasil tangkapan mereka, dibeli oleh para tengkulak ini dengan harga di bawah harga pasar. Ini karena mereka berpikir telah memodali para nelayan, padahal yang notabene uang itu dipinjamkan bukan diberikan untuk modal yang mana nantinya juga harus dikembalikan.
Dalam hal ini, untuk menjauhkan nelayan dari tengkulak, pemerintah harus menjamin ketersediaan BBM, tempat pelelangan ikan, dan cold storage sebagai tempat menyimpan hasil tangkapan, supaya ikan ikan itu tetap fresh dan tetap punya nilai jual yang tinggi. Dari ketiga persoalan yang ada dalam program Donny Magek, tugas dan tanggung jawab serta peran aktif anggota DPRD untuk memperjuangkannya dalam bentuk regulasi/Perda yang berpihak kepada petani, pelaku UMKM dan nelayan.
“Jangan lagi anggota dewan bicara ‘kampanye’ akan menyalurkan dana pokok pikiran (POKIR) kemasyarakat, anggota dewan itu kerjanya pengawasan, anggaran dan Regulasi atau membuat aturan/perda/UU,” kata Donny Magek.
“Berhentilah anggota dewan itu menjadi marketing dari dinas-dinas atau instansi terkait yang hanya bisa menyalurkan dana pokir, mari perlihatkan ‘mantagi’ sebagai dewan yang terhormat dengan cara berjibaku menggolkan dalam satu mata anggaran untuk kepentingan masyarakat yang kita wakili di dewan,” tambahnya.
Donny Magek yang dikenal kritis tapi humble dalam bergaul banyak berteman/kenal dekat dengan pejabat daerah maupun pusat juga peduli dengan persoalan-persoalan sosial yang terjadi ditengah masyarakat. Terlebih masalah yang menyangkut hajat hidup masyarakat, terbukti dia beberapa kali mengadakan diskusi melalui zoom dengan menghadirkan, bupati, walikota, gubernur, deputi kementrian, perwira tinggi Polri, dirjen, bahkan mentri sekalipun, termasuk anggota DPR RI, pengamat politik nasional, wartawan senior, aktifis pro demokrasi di daerah maupun di Jakarta, tokoh-tokoh muda sampai tokoh senior di ruang zoom yang di komandoinya.
“Masih membekas dalam ruang ingatan kita di Sumbar, bagaimana sulitnya menyatukan presepsi atau pandangan masyarakat atas pembangunan tol Sumatera sirip Pekanbaru-Padang,” kata dia.
Magek, dengan pola pendekatan khasnya dapat mempertemukan dua kelompok masyarakat yang pro dan kontra untuk mencari titik temu persoalan jalan tol tersebut.dengan mengajak semua stakeholder seperti wagub Sumbar, bupati Padang Pariaman, walikota Pariaman, dan bupati Dharmasraya. Diskusi berjalan sangat alot kedua kelompok bertahan dengan argumen masing- masing, namun pada akhirnya di ujung acara keadaan mulai mencair dan mulai menemukan solusi.
Namun karena waktu sudah menunjukan pukul 00.00 WIB acarapun diakhiri dan disepakati untuk dilanjutkan dalam sesi kedua minggu berikutnya. Dalam sesi kedua itu, suasana mencair dan mengalir dalam satu kesepakatan bersama bahwa jalan tol perlu dilanjutkan pembangunannya karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Sumbar, kesepakatan itu dapat kita lihat saat ini, pembangunan jalan tol trase 1 Padang-Sicincin dapat berjalan lancar tanpa halangan dan dikebut pengerjaannya siang malam.
Selain persoalan konflik jalan tol Sumbar, Magek juga mengangkat persoalan LGBT, pelecehan seksual, masalah keramba apung di danau Maninjau dan berbagai macam issue baik daerah maupun nasional dalam diskusi zoom. Terkait pencalonan dirinya sebagai anggota legislatif DPRD Provinsi Sumatera Barat, Donny Magek menilai pentingnya seorang pemimpin itu baik eksekutif maupun legislatif memiliki sifat asah, asih, dan asuh untuk mencapai tujuan bersama.
Ada baiknya seorang pemimpin mampu untuk memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum menjadi pemimpin atau pejabat.
“Asah, asih, dan asuh harus jadi satu kesatuan yang dimiliki seorang pemimpin,” ucap Magek
Menurut Magek, kurang satu saja dari sifat itu, sulit bagi seorang pemimpin untuk mencapai tujuan yang ingin diraih berharap dirinya kali ini bisa terpilih menjadi anggota legislatif DPRD Provinsi Sumatera Barat untuk periode 2024 – 2029 nanti.