JAKARTA – Tema debat terakhir membuat Anies serasa berada di atas angin. Namun bagai mana dengan Prabowo Subianto? Apakah akan seperti sebelumnya atau semakin gusar dan memilih semakin santai?
Efriza, pengamat politik Citra Institute memprediksi, dalam debat terakhir Prabowo akan melemah. Ini karena Menteri Pertahanan itu lelah dengan sesi debat yang terlalu lama.
Meski begitu, Prabowo diyakini tetap menggunakan kata-kata atau sikap yang menunjukkan ketulusan dirinya ingin berbakti kepada negara. Efriza mengatakan, Prabowo ingin meraih simpatik masyarakat dengan cara yang legowo dan berbesar hati.
“Hanya saja jika sudah sampai kepada titik jengkel, ia akan melabeli kembali Anies. Hanya saja, dalam posisi ke Ganjar ia lebih bijak, menganggap Ganjar masih punya nilai rasa hormat kepada dirinya, jadi Prabowo akan lebih banyak tersenyum jika dikritik Ganjar,” ungkap Efriza kepada Rupol.co.
Dalam posisi ini, Prabowo akan memainkan peran bijak. Di mana ia akan mengikuti pilihan ide yang rasional diantara kedua pasangan lain, tak segan akan memujinya.
Baca juga: Tema Debat Terakhir Bikin Anies Merasa di Atas Angin
“Hanya pujian masih diberikan untuk ganjar, tapi tidak kepada Anies. Prabowo diyakini hanya menyampaikan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah, lalu menawarkan hal baru dengan sedikit gagasan. Tak akan ada banyak data-data, gagasan yang disampaikan Prabowo,” kata Efriza.
Dia mengatakan, Prabowo patut hati-hati menyampaikan gagasan. Gagasannya yang baru dan gagasan Jokowi yang akan dilanjutkan akan dikritisi oleh Anies dan Ganjar. Jadi diyakini debat terakhir ini, Prabowo harus bisa menahan emosinya.
“Diprediksi debat semakin buas, liar, kedua kandidat lain seolah ‘lapar’ ingin menerkam Prabowo, agar Prabowo tidak pernah menang di debat capres. Keduanya semakin ‘buas’ diyakini karena debat cawapres kemarin, Gibran mengolok kedua cawapresnya, juga didukung situasi politik memanas, situasi ini disarankan Prabowo perbanyak senyum, rileks, jika tidak ia akan semakin mengkel dihatinya,” tutur Efriza.
Prabowo diyakini akan dalam posisi bingung, karena bukan saja kata-kata yang di sampaikan oleh Anies dan Ganjar akan cenderung melebar, tetapi posisinya ia perlu menjadi pelindung Istana, dan ia perlu menunjukkan apa maksud pernyataannya, dan gagasannya.
Jadi sepertinya diperkirakan ada dua strategi yang akan dilakukan Prabowo jika tak bisa merespons karena hati kesal, pertama, mending berikan label dengan bahasa sederhana, atau memilih menjawab dengan singkat tapi memberi narasi tubuh dan kata yang lucu seperti sambil berjoget.
Baca juga: Pengamat Debat Terakhir Akan Ada Serangan Personal ke Capres
Efriza menjelaskan, Prabowo diyakini dalam penyampaiannya akan lebih menggunakan bahasa atau pemilihan kata yang masyarakat diajak merenung, merefleksikan diri, dengan mengungkapkan nilai dirinya yang menghormati masyarakat, pemilih, dan demokrasi ini. Itu strategi politik dan peran yang diduga dimainkan oleh Prabowo dipanggung.
“Jadi jika yang lain mengambil hati masyarakat dengan sikap emosional, menunjukkan kerennya gagasannya, bahasa yang tersusun rapih, sehingga bernilai dengan kelayakan dia berhak dipilih karena yang terbaik, pemimpin yang tegas, pemimpin yang jago komunikasi, pemimpin yang kaya gagasan, tetapi Prabowo memilih strategi ingin menyentuh hati masyarakat dan calon pemilihnya bahwa ia pemimpin yang ikhlas dalam format kalah dan menang di pemilu. Bagi Prabowo Bhawa gagasan saya sudah disampaikan, silahkan dinilai masyarakat,” kata Efriza.
Dia menambahkan, diperkirakan debat nantii ini adalah antara dua orang yang terobsesi kekuasaan dan satu orang yang tanpa beban. Ini strategi politik ketiga kandidat. Jadi Ini hanya sekadar pilihan strategi komunikasi politik, strategi mengelola panggung debat, mengelola teknik menggugah pemilih.
“Nah diantara ketiganya punya karakter berbeda masing-masing. Tinggal pemilih yang menentukan mana yang sreg dihati mereka dan dipercaya oleh masyarakat lalu dicoblos di Pemilu,” tutupnya.