JAKARTA – Dalam setiap debat capres-cawapres, pasangan calon nomor urut 1 yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) kerap kali mengklarifikasi pernyataan yang sudah keluar saat debat. Apakah pasangan ini tidak konsisten sebagaimana tagline mereka Perubahan yang selalu berubah-ubah?
Menanggapi pertanyaan ini, Efriza pengamat politik dari Citra Institute menegaskan, Timnas AMIN yang meralat komentar capres-cawapresnya menunjukkan bahwa mereka takut komentarnya akan polemik di masyarakat. Sehingga dengan ini, mereka berusaha mencari aman dan tidak menimbulkan kontroversi.
“Mereka juga memiliki sikap kehati-hatian yang juga baik. Namun, ini juga mencerminkan sikap akan ketidakkonsistenan dalam pernyataan. Jika terus dilanjutkan, maka menggunakan bahasa sarkas klasik mengenai acap dari politisi, kita yakin ‘pagi kedelai, sore tempe’,” ungkap Efriza kepada Rupo.co.
Dia menegaskan bahwa ini menunjukkan orang yang tidak tetap ucapan dan pendiriannya. Efriza mengatakan, itu memungkinkan pelurusan ini adalah dari diri Anies yang meminta atau insiatif Tim dari Amin, merekalah yang mengetahui dan memahaminya.
Namun, hal ini jika diteruskan akan menghadirkan keraguan publik untuk sosok Anies ke depannya, sebab Anies saat ini saja dianggap sosok yang pandai berkata-kata saja, apalagi nyata acap diluruskan pernyataannya.
“Sehingga jika kita berkelakar, apakah Anies ke depannya jika terpilih, perlu jubir khusus untuk pelurusan perkataan Anies,” tutur Efriza.