JAKARTA – Salah satu rangkaian yang harus dilalui oleh ketiga Calon Presiden dan Wakil Presiden yang sudah ditetapkan oleh KPU, yaitu pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming serta pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, adalah mengikuti Debat Capres dan Cawapres, yang telah dipersiapkan oleh KPU.
Sampai saat ini, para Capres sudah melalui tahapan debat yang ketiga, sementara untuk Cawapres baru melewati tahapan debat yang kedua. Menyikapi perihal debat Capres dan Cawapres ini, Indonesia Political Opinion, salah satu Lembaga survei nasional melakukan survei kepada responden terkait perlukah diadakannya debat Capres dan Cawapres tersebut?
Menurut Menurut Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, ia telah melakukan survei sejak debat capres dan cawapres yang pertama digelar sampai pada debat Capres dan Cawapres yang kedua. Dari hasil survei yang dilakukan tersebut, secara umum publik yang menyaksikan debat mencapai 41.0%, terdiri dari menyaksikan keseluruhan 27% dan Sebagian 14%, lalu terdapat kelompok pemilih yang menyaksikan dari cuplikan media social sebanyak 21%.
Dan publik yang sama sekali tidak mengikuti debat Capres-Cawapres sebanyak 38%. Penilaian responden terhadap perlu atau tidaknya agenda debat Capres-Cawapres sebanyak 6% menyatakan Sangat Perlu, 63% menyatakan Perlu, 30% menyatakan Tidak Perlu, dan hanya 1% yang menyatakan Sangat Tidak Perlu.
Jika dinilai dari penampilan kandidat dalam Debat pertama, Anies Baswedan mendapat penilaian umum paling meyakinkan, yakni sebesar 37.5%, lalu Prabowo Subianto 28.1%, kemudian Ganjar Pranowo 25.0%, sementara 9.4% tidak menilai atau tidak tahu.
Pada debat kedua, responden yang menyatakan Menyaksikan keseluruhan debat meningkat menjadi 32%, menyaksikan Sebagian 16%, menyaksikan dari cuplikan media social 24%, dan tidak menyaksikan 28%. Dari kelompok responden yang menyaksikan, menyatakan Gibran Rakabuming Raka tampil paling meyakinkan dengan persepsi publik sebesar 47.5%, lalu Mahfud MD sebesar 29.0%, kemudian Muhaimin 17.3%.
Dari total responden yang menyaksikan debat Capres-Cawapres, baik keseluruhan, Sebagian atau melalui cuplikan media social (72%), menyatakan faktor utama kandidat dinilai meyakinkan karena penampilan dalam debat bagus sebanyak 48.1%, lalu penyampaian visi dan misi dengan jelas sebesar 37%. Hal-hal yang bersifat pribadi justru tidak begitu dijadikan referensi penilaian, yakni Sopan santun hanya mendapat penilaian 8.5%, Tegas dan Wibawa hanya 4.0%.
Sementara soal Gagasan, publik menilai gagasan Prabowo Subianto paling baik, yakni sebesar 33.5%, disusul Anies Baswedan 28.1%, dan Ganjar Pranowo 27.9, serta 10.5% tidak memberikan penilaian.
Indonesia Political Opinion juga melakukan survei perihal apakah debat Capres dan Cawpres berpengaruh dan mengubah pilihan politik para responden?
Berdasarkan angka persepsi, maka secara mayoritas pemilih tetap pada pilihannya meskipun telah menyaksikan debat Capres-Cawapres, yakni sebesar 64%, sementara belum juga memutuskan pilihan 17%.
Kelompok pemilih yang menyatakan terpengaruh Debat Capres-Cawapres sebanyak 12% menyatakan mengubah pilihan pasca Debat, lalu 7% meragukan pilihan yang sudah ditetapkan saat ini.
Mayoritas pemilih juga tidak begitu antusias dalam hal pilihan politik berdasarkan tema debat kandidat, terbukti hanya ada 6.1% yang menyatakan mempertimbangkan gagasan terkait penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, inipersepsi tertinggi dari seluruh tema, 3.9% menyatakan perlu mendengar gagasan Capres-Cawapres terkait Demokrasi, Keadilan dan Kebebasan Berpendapat, 1.4% terkait tema Politik dan Keamanan, dan hanya 0.8% terkait tema Energi dan Kesejahteraan Rakyat. Sebanyak 87% responden tidak merasa memerlukan gagasan pada bidang-bidang di atas sebagai referensi memilih.
Situasi ini jika dilihat dari aspek keterpengaruhan debat pada aspek pemilihan, maka lebih banyak perubahan pemilih karena faktor meyakinkan dari sisi penampilan. Bukan karena faktor subtansi ide dan rencana yang dijanjikan.