KAB. AGAM – Erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang terjadi sejak 3 Desember tahun lalu, menyisakan banyak cerita bagi masyarakat setempat. Saat ini yang dirasakan adalah naiknya harga sayur mayur di pasar tradisional di sejumlah wilayah. Salah satu yang terjadi di Padang Panjang.
“Kenaikan harga terjadi pada sawi bola yang naik mencapai Rp5.000 atau 62,50 persen. Buncis naik 20 persen dan wortel naik 22,22 persen,” kata Ade Nafrita Anas, usai mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, di balaikota Padang Panjang.
Menurut Ade, untuk tomat hanya 30 persen yang bisa dipanen dengan baik. Untuk cabai, umumnya yang terdampak terhadap pembibitan.
“Sebagai keberpihakan, kita telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat sebagai langkah antisipasi terhadap abu vulkanik tersebut,” kata dia.
Sementara itu Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Putra Dewangga menyebutkan, Indeks Perkembangan Harga (IPH) Padangpanjang minggu kedua Januari 2024 berada pada angka -1,822 atau berfluktuasi rendah.
“Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah cabai merah, susu bubuk dan gula pasir. Semuanya mengalami penurunan,” tuturnya
Sebelumnya, Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Irjen. Pol. Drs. Tomsi Tohir Balaw mengatakan, pada rakor pengendalian inflasi di minggu kedua Januari ini lebih difokuskan kepada kenaikan harga dan upaya mengantisipasinya.
“IPH bahan pangan di minggu kedua Januari ini, ada tiga komoditas yang naik dibanding minggu lalu. Yakni bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras. Kita harus fokus mengatasi kenaikan harga tiga komoditas tersebut,” tegas dia.
Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, masih terus erupsi hingga hari ini sejak 3 Desember 2023. Hingga Selasa, 16 Februari 2024 pagi, sudah terjadi sebanyak 129 kali letusan.