Jakarta – Usai ramai penolakan terkait kenaikan uang sewa lapak beberapa waktu lalu oleh pedagang pakaian di jembatan penyeberangan multiguna (JPM) Tanah Abang, pihak Perumda Sarana Jaya akhirnya buka suara.
Humas Perumda Sarana Jaya, Tika Permata, pihaknya telah bertemu dengan Ketua Paguyuban Pedagang JPM Tanah Abang untuk membahas masalah tersebut.
Saat ini ada 446 jumlah mitra pedagang di JPM Tanah Abang, dari jumlah tersebut sudah 50 persen pedagang yang menyerahkan formulir dan diterima.
Menurut Tika para pedagang telah memahani alasan mengapa Sarana Jaya kini menaikkan harga sewa lapak perbulannya dari Rp 560.000 menjadi Rp 1.443.000.
“Saat ini dari 446 jumlah mitra pedagang di JPM Tanah Abang telah menyerahkan formulir dan alhamdulillah sebanyak 200 orang telah diterima, 45 orang telah menandatangani kontrak sewa dan akan terus bertambah ke depannya, artinya tidak semua pedagang menolak, karena sosialisasi sudah kita lakukan,” katanya, Senin (22/1)
Kenaikan sewa lapak itu diberlakukan usai lima tahun tidak ada penyesuaian sama sekali.
Nantinya, pihak Perumda Sarana Jaya akan memberikan perbaikan serta peremajaan di area JPM sebagai realisasi kenaikan harga tersebut.
“Penyesuaian ini baru dilakukan lagi ya sejak lima tahun lalu, tentu dengan adanya penyesuaian ini akan dilakukan perbaikan, perubahan fasilitas agar lebih nyaman untuk mitra pedagang kami,” katany
Diakui olehnya, setiap ada penyesuaian terkait harga sewa, selalu diwarnai dengan pro dan kontra. Dilain pihak kenaikan harga sewa sudah dipikirkan secara matang oleh perusahaan.
“Telah dilakukan pemberitahuan di awal hingga surat edaran kepada para mitra pedagang kami di JPM Tanah Abang,” jelasnya.
Ia memastikan bahwa perubahan harga sewa itu, mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk dampak positif dan negatifnya.
“Akan dilakukan perbaikan dan rencana perubahan fasilitas, sehingga menjadi nyaman untuk pedagang dan pembeli nantinya,” pungkasnya. (WSH)